Profil Desa Slatri
Ketahui informasi secara rinci Desa Slatri mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Slatri, Karangkobar, Banjarnegara. Mengupas tuntas potensi pertanian, khususnya kopi sebagai komoditas unggulan, kondisi geografis di dataran tinggi, struktur demografi, serta upaya pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi tantangan dan meng
-
Sentra Pertanian Dataran Tinggi
Desa Slatri merupakan pusat vital pertanian di Kecamatan Karangkobar, dengan komoditas unggulan seperti kopi, sayuran, dan palawija yang menopang perekonomian mayoritas penduduknya.
-
Wilayah dengan Topografi Curam
Secara geografis, desa ini berada di kawasan perbukitan dengan tingkat kerawanan bencana longsor yang signifikan, menuntut adanya upaya mitigasi berkelanjutan.
-
Masyarakat Berdaya dan Potensi UMKM
Didukung oleh kelembagaan desa yang aktif, masyarakat Slatri terus berupaya mengembangkan potensi lokal melalui Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berbasis hasil pertanian.

Terletak di antara perbukitan terjal khas dataran tinggi Dieng, Desa Slatri, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menampilkan wajah sebagai sebuah wilayah agraris yang tangguh. Dengan kopi sebagai salah satu komoditas andalannya, desa ini secara konsisten menjadi penopang penting sektor pertanian bagi Kabupaten Banjarnegara. Namun di balik suburnya lahan pertanian, Slatri juga menyimpan tantangan geografis yang menuntut kearifan lokal dan kewaspadaan tinggi dari masyarakatnya. Profil ini mengupas secara mendalam berbagai aspek yang membentuk identitas Desa Slatri, mulai dari kondisi geografis, demografi, potensi ekonomi, hingga tantangan dan peluang di masa depan.
Kondisi Geografis dan Demografi
Desa Slatri secara administratif merupakan salah satu dari 13 desa di wilayah Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara. Desa ini berada di jalur vital yang menghubungkan ibu kota kabupaten, Banjarnegara, dengan kawasan utara menuju Pekalongan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banjarnegara, Desa Slatri memiliki luas wilayah sekitar 4,68 kilometer persegi (km2), atau mencakup 14,59% dari total luas Kecamatan Karangkobar, menjadikannya desa terluas di kecamatan tersebut.
Secara topografi, wilayahnya didominasi oleh perbukitan dengan kemiringan yang curam dan berada pada ketinggian rata-rata 700 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kondisi ini menjadikan Slatri memiliki hawa yang sejuk dan tanah yang subur, sangat ideal untuk pengembangan tanaman dataran tinggi.
Batas-batas wilayah Desa Slatri yakni sebagai berikut:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Karanggondang.
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Sampang.
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan wilayah Kecamatan Banjarmangu.
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Paweden dan Desa Gumelar.
Berdasarkan data kependudukan terbaru yang terintegrasi dalam Sistem Informasi Desa (SIDesa) Provinsi Jawa Tengah, jumlah penduduk Desa Slatri tercatat sebanyak 4.414 jiwa. Dengan luas wilayah 4,68 km2, maka kepadatan penduduk di desa ini mencapai sekitar 943 jiwa per km2. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi untuk sebuah wilayah perdesaan di kawasan pegunungan. Mayoritas penduduknya menggantungkan hidup pada sektor pertanian, baik sebagai petani pemilik lahan, petani penggarap, maupun buruh tani.
Sejarah dan Latar Belakang Desa
Meskipun catatan spesifik mengenai asal-usul penamaan atau berdirinya Desa Slatri tidak terdokumentasi secara luas, sejarahnya tidak dapat dipisahkan dari perkembangan Kecamatan Karangkobar sebagai salah satu wilayah agraris tua di Banjarnegara. Nama "Slatri" sudah dikenal sejak lama sebagai salah satu permukiman yang berada di jalur lintasan ekonomi antar-kawasan. Keberadaannya di jalur strategis ini menjadikan desa tersebut dinamis dan terbuka terhadap interaksi dengan daerah lain.
Secara historis, masyarakat Slatri telah mengembangkan sistem pertanian yang adaptif terhadap kontur tanah yang miring. Penggunaan sistem terasering untuk menanam padi, palawija dan tanaman keras seperti kopi sudah menjadi bagian dari kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun. Kelembagaan sosial seperti kelompok tani juga telah lama terbentuk sebagai wadah bagi para petani untuk saling berbagi pengetahuan, mengelola irigasi, dan mengatasi persoalan pertanian secara kolektif. Desa ini juga menjadi saksi berbagai peristiwa, termasuk menjadi kampung halaman bagi tokoh nasional, yang menunjukkan bahwa dari wilayah pegunungan ini lahir sumber daya manusia yang berkiprah di tingkat lebih luas.
Potensi Ekonomi: Tulang Punggung Pertanian dan Perkebunan
Perekonomian Desa Slatri berdenyut seirama dengan aktivitas pertaniannya. Sektor ini ialah tulang punggung yang menopang kehidupan sebagian besar warganya dan menjadi penggerak utama kegiatan ekonomi lokal. Lahan-lahan subur yang terhampar di lereng-lereng perbukitan dimanfaatkan secara optimal untuk menanam berbagai komoditas bernilai jual tinggi.
Komoditas unggulan yang menjadi ikon Desa Slatri ialah kopi. Kopi jenis robusta tumbuh subur di wilayah ini, menghasilkan biji kopi dengan cita rasa khas dataran tinggi Banjarnegara. Proses penanaman, pemeliharaan, hingga panen dilakukan oleh para petani dengan metode yang masih banyak mempertahankan cara-cara tradisional, meskipun sentuhan modernisasi perlahan mulai diadopsi. Kopi dari Slatri dan Karangkobar pada umumnya telah dikenal di kalangan penikmat kopi lokal dan regional, menjadi potensi besar yang terus dikembangkan, baik dalam bentuk biji mentah (green bean) maupun produk olahan.
Selain kopi, Desa Slatri juga merupakan produsen penting aneka sayuran dataran tinggi. Komoditas seperti kubis, cabai, tomat, dan buncis dibudidayakan secara luas dan dipasarkan untuk memenuhi permintaan pasar lokal di Banjarnegara maupun dikirim ke kota-kota besar lainnya. Tanaman palawija seperti jagung dan singkong juga banyak ditanam sebagai sumber pangan alternatif sekaligus komoditas pendukung. Di pekarangan rumah warga, tidak jarang ditemukan tanaman salak yang juga menjadi sumber pendapatan tambahan bagi keluarga.
Perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga mulai menunjukkan geliatnya. Beberapa warga telah memulai usaha pengolahan hasil pertanian, seperti penggilingan kopi skala kecil, pembuatan keripik singkong, dan produk makanan ringan lainnya. Potensi ini, jika didukung dengan pembinaan manajemen, pengemasan yang baik, dan akses pasar yang lebih luas, dapat menjadi motor penggerak ekonomi baru bagi Desa Slatri.
Pemerintahan dan Kelembagaan Desa
Roda pemerintahan di Desa Slatri berjalan di bawah kepemimpinan seorang Kepala Desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa. Kantor Desa Slatri yang beralamat di Jalan Raya Karangkobar Km. 19 menjadi pusat pelayanan administrasi dan koordinasi pembangunan bagi masyarakat. Struktur pemerintahan desa ini mencakup sekretariat desa, kepala urusan (kaur), dan kepala seksi (kasi) yang masing-masing memiliki tugas spesifik dalam bidang pemerintahan, keuangan, perencanaan, dan pelayanan masyarakat.
Selain lembaga pemerintahan formal, kelembagaan masyarakat juga berperan aktif dalam dinamika desa. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) berfungsi sebagai lembaga legislatif di tingkat desa, menyalurkan aspirasi masyarakat dan mengawasi kinerja pemerintah desa. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD), Tim Penggerak PKK, dan Karang Taruna menjadi mitra pemerintah desa dalam merencanakan dan melaksanakan program-program pemberdayaan.
Di sektor ekonomi, keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menjadi harapan baru. Meskipun pengembangannya masih terus berjalan, BUMDes diharapkan mampu menjadi motor penggerak ekonomi desa yang profesional. Melalui BUMDes, potensi-potensi lokal seperti pengelolaan hasil panen kopi, pengembangan unit usaha perdagangan, atau bahkan rintisan wisata agro dapat dikelola secara lebih terstruktur untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah Kabupaten Banjarnegara pun secara aktif mendorong penguatan tata kelola BUMDes melalui berbagai program pendampingan dan workshop.
Tantangan dan Upaya Mitigasi
Di balik segala potensinya, Desa Slatri menghadapi tantangan yang tidak ringan, terutama yang berkaitan dengan kondisi geografisnya. Topografi yang curam dengan intensitas hujan yang tinggi menempatkan desa ini dalam peta wilayah rawan bencana tanah longsor. Berita mengenai kejadian longsor di jalur utama Karangkobar, yang seringkali berlokasi di sekitar Desa Slatri, menjadi pengingat akan risiko yang selalu mengintai.
Pada Februari 2024, misalnya, tebing di Desa Slatri mengalami longsor yang menyebabkan jalur utama Banjarnegara-Pekalongan putus total. Kejadian serupa bukan yang pertama kali. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, kontur tanah yang labil dan adanya saluran irigasi di atas perbukitan menjadi beberapa faktor pemicu.
Menghadapi tantangan ini, pemerintah desa bersama masyarakat dan instansi terkait terus melakukan upaya mitigasi. Program-program seperti penanaman tanaman keras di lereng-lereng kritis, pembuatan talud pengaman tebing, dan sosialisasi kewaspadaan bencana secara rutin dilakukan. Masyarakat secara swadaya juga kerap melakukan kerja bakti untuk membersihkan saluran air dan memperkuat struktur tanah di sekitar permukiman mereka. Upaya ini merupakan bentuk resiliensi atau daya tahan masyarakat dalam hidup berdampingan dengan alam.
Peluang Pengembangan di Masa Depan
Dengan segala potensi dan tantangan yang ada, Desa Slatri memiliki sejumlah peluang pengembangan yang menjanjikan di masa depan. Pertama, penguatan merek (branding) "Kopi Slatri". Dengan meningkatkan kualitas pascapanen, pengolahan, dan pengemasan, kopi dari Slatri berpotensi menembus pasar yang lebih luas, termasuk pasar kopi spesialti. Hilirisasi produk kopi menjadi kopi bubuk, kopi sangrai (roasted beans), atau bahkan produk turunan lainnya dapat memberikan nilai tambah yang signifikan bagi petani.
Kedua, pengembangan agrowisata. Lanskap perbukitan yang indah dengan hamparan kebun kopi dan sayuran menjadi modal utama untuk mengembangkan paket wisata edukasi. Pengunjung dapat diajak untuk merasakan pengalaman memetik kopi, melihat proses pengolahannya, dan menikmati secangkir kopi langsung di tempat asalnya. Konsep ini dapat diintegrasikan dengan UMKM lokal yang menyediakan kuliner dan oleh-oleh khas.
Ketiga, optimalisasi teknologi digital. Pemanfaatan platform digital dan media sosial dapat menjadi jembatan untuk memasarkan produk-produk unggulan Desa Slatri secara lebih efektif. Melalui lapak online yang dikelola oleh BUMDes atau kelompok pemuda, produk pertanian dan UMKM Slatri dapat menjangkau konsumen tanpa perantara yang panjang, sehingga meningkatkan keuntungan bagi produsen.
Sebagai penutup, Desa Slatri merupakan cerminan dari sebuah wilayah agraris di pegunungan Jawa yang kaya akan potensi namun juga sarat tantangan. Kekuatan utamanya terletak pada kesuburan tanah dan etos kerja masyarakatnya. Dengan tata kelola pemerintahan yang baik, inovasi dalam pengembangan potensi lokal, serta upaya mitigasi bencana yang berkelanjutan, Desa Slatri memiliki prospek cerah untuk terus tumbuh menjadi desa yang maju, mandiri, dan sejahtera.